Senin, 06 September 2010

Nephrolepis

Habitat

Nephrolepis pada umumnya hidup ditanah tapi ada juga yang hidup secara epifit. Nephrolepis dapat ditemukan pada dataran tinggi, daerah kering seperti padang pasir, daerah berair atau area-area terbuka. Selain itu dapat ditemukan 4 tipe habitat Nephrolepis yaitu, hutan rindang yang memiliki celah permukaan berkarang, khususnya yang terlindung dari sinar matahari, terdapat di daerah rawa dan tergenang air, dan tumbuh sebagai epipit pada pohon-pohon tropik.

Daun
Daun pada spesies ini terdapat percabangan pada tulang daun. Ujung dari urat daunnya yang menjari tidak sampai menyentuh tepi daun dan bebas, pada ujung urat daun perdapat sporangium yang tertata dengan rapi disepanjang tepi daun.

Daun tumbuhan paku ada beberapa macam, yaitu tropofil (daun khusus untuk fotosintesis, tidak mengandung spora), sporofil (daun penghasil spora), dan yang kecil-kecil disebut mikrofil, dan yang besar disebut makrofil. Pada spesiens ini daunnya ternasuk mikrofol.

Ujungnya seringkali bebas, ada yang tidak mencapai tepi, sampai atau sangat dekat dengan tepi atau bahkan sampai diluar tepi daun seperti pada Hymenophyllaceae (Backer, 1939).

Tumbuhan ini memiliki permukaan daun yang halus dan besisik. Ukuran pada umumnya panjang mencapai 2cm dengan lebar 1cm. Bentuk daun menjorong dan ujungnya terbelah, sedangkan pada tepi daunnya bergerigi.selain itu spesies ini juga mempunyai ental yang bertumpuk di atas permukaan, yaitu adanya daun muda yang mengulung.

Pada umumnya neprhrolepis memiliki daun berwarna hijau sebagai organ fotosintesis, serta memiliki hidatoda pada sisi atas daun. Daun-daun ini dibagi menjadi 3 tipe ;

1. Tropofil, daun yang menghasilkan gula untuk fotosintesis.
2. Sporofil, daun yang menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.
3. Bropofil, daun yang menghasilkan lebih banyak spora, lebih besar dari daun-daun yang lain.

Batang
Batang Nephrolepis berbentuk bulat, tetapi pada spesies ini terdapat seperti lekukan dipermukaannya sepanjang batang tersesut. umumnya merupakan tanaman kecil dengan sedikit daun, tingginya kurang dari 0.5m tinggi. Warna batang kecoklatan.permukaan halus akan tetapi seperti tedapat rambut-rambut yang sangat halus pada batangnya.

Akar
Umumnya tumbuhan ini memiliki akar yang serabut, begitu juga pada spesies Nephrolepis sp. memiliki akar yang tumbuh di bawah permukaan tanah, bersifat non fotosintesis, befungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah. Akar-akar ini menyerabut dan strukturnya sangat kecil.

Sporangium
Umumnya susunan letak sporangium, (spora dihasilkan didalam kotak spora) paku ada beberapa macam yaitu:

1. Sorus : sporangium dalam kotak sporangia terbuka atau berpenutup (indusium).
2. Strobilus : sporangia, membentuk suatu karangan bangun kerucut bersama sporofilnya.
3. Sporokarpium : sporangia dibungkus oleh daun buah (karpelium).

Pada spesies ini sori atau sorus terletak di permukaan daun, lebih tepatnya pada ujung urat daun dan tertata dengan rapi di tepi daun sehingga mengelilingi daun tersebut.

Dari gambar diatas dapat kita liat tumbuhan Nephrolepis sp dan gambar dari daun yang telah diamati dengan menggunakan mikroskop, dapat terlihat dengan jelas adanya urat-urat daun yang pada ujungnya terdapat bulatan-bulatan putih kecil yang bulatan tersebut adalah sporangium. Sporangium tersebut tertata rapi di sekitar tepi daun.

Reproduksi Nephrolepis
Nephrolepis memilki fase gametofit yang hidupnya bebas. Beberapa ciri reproduksi Nephrolepis:

1. Fase sporofit (diploid) yang menghasilkan spora haploid melalui pembelahan miosis.
2. Spora tersebut tumbuh melalui bagian selnya menjadi gametofit, untuk fotosistesis protalus.
3. Gametofit tersebut menghasilkan gamet (sel sperma dan sel telur) melalui pembelahan mitosis.
4.Selanjutnya sperma membuahi sel telur dengan cara manggabungkan diri pada protalus.
5. Pembuahan sel telur menghasilkan zigot yang diploid dan berkembang melalui pembelahan miosis sehingga menjadi sporofit (tumbuhan Nephrolepis).

Siklus hidup
Daur hidup tumbuhan paku terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

Manfaat
Selain sebagai tanaman hias, Nephrolepis ini memiliki manfaat yang istimewa khususnya pada Nephrolepis Exaltata, pelitian Badan Antariksa AS (NASA) menyebutkan tanaman ini sebagai penyerap paling efektif, terutama formaldehid, xylene, trichlloroethylen, dan karbon monoksida. NASA bahkan merekomendasi tanaman ini diletakkan dalam ruangan, karena mampu menyerap formaldehid dari tembok maupun furniture. Selain mudah dikembangkan, mudah perawatannya, tanaman ini pun relative murah harganya.

Selain itu dari segi ekonomi, Nephrolepis memilki manfaat :
1. Sebagai bahan pembuatan obat cacing.
2. Dapat mengobati kanker perut.
3. Digunakan sebagai bahan bangunan di derah-daerah tropis.
4. Sebagai sayur-sayuran.

Karet

Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.




Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari 5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan pertama bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang, searah dengan sumbu panjangnya. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini.

Inilah al asan mengapa karet bersifat elastik.



Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil (disebut "badan karet") berbentuk bulat berukuran 5 nm sampai 5 μm yang banyak terdapat pada sitosol sel-sel pembuluh lateks (modifikasi dari floem). Sebagai substratnya adalah isopentenil difosfat (IPD) yang dihasilkan sel-sel pembuluh lateks. Dengan bantuan katalisis dari prenil transferase, pemanjangan terjadi pada permukaan badan karet yang membawa suatu polipeptida berukuran 14 kDa yang disebut rubber elongation factor (REF). Sebagai bahan pembuatan starter, diperlukan pula 3,3—dimetilalil difosfat sebagai substrat kedua. Suatu enzim isomerase diperlukan untuk tugas ini.


Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan kental yang kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan akibat pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah "habis" dan luka tertutup oleh lateks yang membeku.

Karet diyakini dinamai oleh Joseph Priestley, yang pada 1770 menemukan lateks yang dikeringkan dapat menghapus tulisan pensil. Ketika karet dibawa ke Inggris, dia diamati bahwa benda tersebut dapat menghapus tanda pensil di atas kertas. Ini adalah awal penamaan rubber dalam bahasa Inggris.

Di tempat asalnya, di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, karet telah dikumpulkan sejak lama. Peradaban Mesoamerika menggunakan karet dari Castilla elastica. Orang Amerika Tengah kuno menggunakan bola karet dalam permainan mereka (lihat: permainan bola Mesoamerika). Menurut Bernal Diaz del Castillo, Conquistador Spanyol sangat kagum terhadap pantulan bola karet orang Aztek dan mengira bahwa bola tersebut dirasuki roh setan.

Di Brasil orang lokal membuat baju tahan air dari karet. Sebuah cerita menyatakan bahwa orang Eropa pertama yang kembali ke Portugal dari Brasil dengan membawa baju anti-air tersebut menyebabkan orang-orang terkejut sehingga ia dibawa ke pengadilan atas tuduhan melakukan ilmu gaib.

Hutan Galam atau Kayu Galam

Menurut beberapa sumber Hutan Rawa atau yang lebih dikenal sebutan Hutan galam di Kalimantan Selatan masih banyak dijumpai di Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tanah Laut, Tapin dan Kota Banjarbaru. Hutan galam didominasi oleh jenis kayu galam ( Melaleuca cajuputi ) . tumbuh secara alami dan merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan rawa, air tawar yang pada umumnya memiliki pH rendah (3 – 5) dan kurang subur. Hutan galam tersebut merupakan nafas bagi kehidupan bagi sebagian masyarakat, hutan menghasilkan kayu galam yang merupakan bahan konstruksi di lahan rawa , sumber bahan baku bagi industri pengolahan kayu hulu (IPKH) dan sekaligus merupakan sumber mata pencaharian masyarakat.


Keberadaan luas hutan galam cenderung semakin menyusut, di Kabupaten Barito Kuala, penyusutan disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama dikonversi untuk permukiman transmigrasi dan persawahan pasang surut. Pengkonversian ini masih terus berlangsung, karena sebagian hutan galam merupakan lahan 2 (dua) bagi para transmigran. Selain itu, hutan dikonversi oleh perusahaan swasta skala besar untuk perkebunan kelapa hibrida.

Pengkonversian hutan galam sebenarnya merupakan dilema bagi Pemda Kabupaten Barito Kuala demi pembangunan, disatu pihak Pemda dituntut untuk bisa dipenuhi begitu saja, karena kondisi alam kabupaten yang terletak di delta luas Pulau Petak dan yang dipengaruhi oleh air Sungai Barito dan Sungai Kapuas Murung ini menjadikan lahan kurang produktif. Apabila dibandingkan dengan produk yang diperoleh dari tipe hutan lain (seperti meranti dari hutan pegunungan), produk dari hutan galam relatif kecil hanya berupa kayu galam



Persebaran dan Sifat

Galam ( Melaleuca cajuputi ) merupakan tumbuhan yang bisa mencapai tinggi 40 m dan diameter setinggi dada sekitar 35 cm. Tumbuhan ini tumbuh di rawa air tawar dan di daratan tergenang musiman di tepi laut. Penyebarannya ada di Myanmar, Thailand, Indochina, Malaka, Indonesia, Papua New Guinca,

Australia
Karena tumbuh di hutan rawa kayu galam toleran terhadap tanah asam dan salinitas. Tumbuhan ini merupakan pohon lapisan bawah di hutan rawa primer tetapi akan tumbuh mencolok setelah pembakaran berulang. Pembakaran/kebakaran lahan sangat menguntungkan bagi galam, karena akan memicu pelepasan biji dan buah, menciptakan lingkungan yang cocok untuk perkecambahan dan mematikan tumbuhan yang menjadi pesaing galam.

Kegunaan
Pohon dapat dimanfaatkan sebagai peneduh jalan kayunya termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat II digunakan untuk kayu bakar, tiang pancang kecil, tiang bangunan, sumber bahan baku industri pengolahan kayu. Kulit kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisap nanah pada luka atau dibuat ekstrak untuk mengobati rasa lesu, susah tidur. Apabila ditambah damar, kulit kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan penambal perahu .

Daun-daun menghasilkan minyak kayu putih yang dapat digunakan sebagai obat gosok untuk mengobati rematik, nyeri pada tulang dan syaraf, radang usus, perut kembung, diare, radang kulit, eksim, sakit kepala, sakit gigi dan sesak nafas .

Bunga merupakan sumber penghasil madu dan buah kering berfungsi sebagai pengganti merica hitam. Buah dan biji yang dikenal sebagai merica bolong dipergunakan oleh orang Jawa dan Bali sebagai bahan jamu untuk mengobati penyakit lambung.

Produk Hutan Galam
Hutan galam dapat dikelompokkan ke dalam hutan galam murni dan hutan galam yang sudah dikonversi. Hutan galam murni adalah hutan yang didominasi oleh galam. Walaupun sudah dieksploitasi, hutan galam dapat pulih kembali waktu yang relatif singkat. Hutan galam yang sudah dikonversi adalah area yang pada awalnya hutan galam tetapi selanjutnya diubah untuk kepentingan lain, seperti areal transmigrasi, lahan pertanian, dan lahan perkebunan (kelapa hibrida).

Ada dua jenis galam yang dikenal oleh masyarakat, yaitu galam tembaga dan galam putih. Galam tembaga memiliki kulit kayu yang relatif tipis dan berwarna kemerahan (seperti tembaga) sedangkan galam putih memiliki kulit kayu yang relatif tebal dan berwarna keputihan. Galam tembaga biasanya tumbuh dilahan tepi sungai, sedangkan galam putih dilahan hutan bagian dalam (relatif jauh dari tepi sungai). Bila dimasukkan ke dalam air, kayu galam tembaga cenderung tenggelam, sedangkan kayu galam putih akan terapung.

Batang galam digunakan untuk bahan pokok atau penunjang konstruksi, bahan baku industri penggergajian, dan kayu bakar (lihat tabel). Dalam kaitan dengan kegunaan ini, bantuk dan ukuran batang galam bermanfaat penting bagi konsumen dan industri.

Batang galam untuk bahan konstruksi harus lurus dan ujungnya (bagian batang yang memiliki diameter terkecil) berdiameter 4 -15 cm. Panjangnya bervariasi dan yang umum adalah 2,4 atau 7 m. Batang galam dengan panjang 3,5,6 m jarang dijual dipasar ; kalaupun ada, batang galam ini merupakan barang pesanan konsumen.

Berkaitan dengan panjang galam, ada istilah yang perlu dipahami, yaitu panjang pasaran dan panjang ukur. Panjang pasaran (biasa disebut panjang saja atau kadang-kadang disebut panjang kotor) merupakan panjang yang biasa disebutkan dipasar, sedangkan panjang ukur (sering disebut panjang bersih) merupakan panjang sebenarnya dari batang galam. Dengan istilah ini, apabila panjang galam 2 dan batang galam panjang 7 disebutkan, maka ukuran sebenarnya batang galam itu lebih pendek 10-25 cm dari 2 m dan 7 m.

Di pedesaan, konstruksi yang berbahan kayu galam adalah fondasi (kacapuri) dan kerangka-atas rumah (seperti tiang, gelagar). Menurut pengalaman masyarakat, kayu galam yang dipergunakan untuk kerangka atas rumah tidak awet dan mudah lapuk umurnya sekitar 10 tahun. Apabila mengalami basah dan kering silih berganti, umurnya bahkan lebih pendek (sekitar 5 tahun). Karena umur yang relatif pendek inilah, kayu galam digolongkan ke dalam kelas awet III.

Di perkotaan yang berlahan rawa (seperti Marabahan dan Banjarmasin), batang galam pada umumnya dipergunakan untuk fondasi bangunan dan untuk penyangga mal/pencetak beton. Untuk fondasi bangunan permanen atau rumah beton, batang galam dipancangkan tegak lurus bumi. Sistem pemancangan yang dikenal dengan sebutan cerucuk. Ini dapat mendukung beban relatif berat. Untuk fondasi bangunan tak permanen (rumah kayu, rumah sederhana), batang galam dipasang horizontal.

Pemasangan galam seperti ini disebut sebagai kacapuri.
Berbeda dengan penggunaannya untuk bahan konstruksi atas, penggunaan batang galam sebagai fondasi menjadikan galam berumur panjang (50 tahun). Ini merupakan akibat dari terendamnya galam terus-menerus di tanah basah. Jenis galam yang lebih disukai untuk dijadikan fondasi oleh masyarakat adalah galam tembaga.

Selain untuk bahan kerangka-atas dan fondasi bangunan, batang galam dipergunakan untuk bahan baku industri penggergajian. Batang galam untuk keperluan ini juga harus lurus, tetapi diameter ujungnya antara 15 dan 30 cm. Dari batang galam ini akan dihasilkan kayu gergajian berupa reng (2 x 3 cm2), balok (5 x 5 x cm2, 5 x 7 cm2), atau papan (2 x 20 cm2) dengan panjang masing-masing 4 m. Kayu gergajian ini dipasarkan ke Jawa Timur dan Madura.

Kayu galam juga dimanfaatkan untuk bahan keperluan rumah tangga, yaitu sebagai kayu bakar. Kayu untuk keperluan ini diperoleh dari pohon yang berbatang bengkok atau dari limbah (sisa potongan) kayu dari pohon galam yang ditebang. Kayu sepanjang ± 50 cm dibelah tak beraturan. Sebagian besar penggunanya adalah masyarakat pedesaan.

Keterlibatan Masyarakat
Hutan galam memberikan manfaat yang relatif besar bagi kehidupan masyarakat. Keberadaannya sebagai hutan negara disadari oleh masyarakat dan sebagai penghasil kayu, hutan galam dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Pemanfaat hutan galam sebagai penghasil kayu terdiri atas peramu, pengumpul, pengecer dan konsumen.

Peramu adalah orang yang sebenarnya sangat tergantung pada keberadaan hutan galam. Peramu menebang galam di area kerja tertentu, memanggulnya ke tatah, dan selanjutnya mengangkutnya dengan jukung ke tempat pengumpulan yang terletak di tepi sungai, anjir kanal, atau jalan. Peramu bekerja secara berkelompok (sedikitnya 10 orang). Kelompok peramu membagi area kerja dengan sepengetahuan Kepala Desa. Kelompok ini saling percaya dan tidak akan menebang atau mengambil galam di area yang bukan haknya.

Area kerja yang tidak memiliki ukuran yang pasti dan bahkan peramu tidak mengetahui luasannya. Namun, luas area kerja diperkirakan paling sedikit 50 borong. (Catatan : 1 borong adalah luas sebidang lahan dengan panjang dan lebar masing-masing 17 m). Area kerja dibatasi dengan tatah, yaitu lahan selebar ± 3 m yang mengelilingi area kerja dan yang sudah dibersihkan dari tetumbuhan oleh kelompok peramu sebelum pemagian area kerja. Karena dibuat dengan tenaga manusia, tatah ini tampaknya yang menjadi ukuran bahwa luas area kerja dianggap mencukupi.

Tatah menyerupai saluran air dan dapat dilewati jukung, perahu kecil yang dapat dipergunakan untuk mengangkut galam ke tempat pengumpulan sementara atau ke tempat pengumpulan tetap (pangkalan). Dengan demikian, tatah tidak hanya berfungsi sebagai batas area kerja tetapi juga berfungsi sebagai prasarana pengangkutan.

Pengumpul kayu adalah orang yang mengumpulkan galam dari peramu atau pembeli galam di tempat pengumpulan sementara. Pengumpul selanjutnya menumpuk galam di pangkalan atau menjualnya kepada pengecer/konsumen. Pengumpul ini bermodal cukup besar karena harus membayar langsung harga galam kepada peramu.

Meramu juga merupakan pekerjaan yang disukai, karena peramu dapat hidup tanpa bergantung pada orang lain atau tidak di bawah tekanan orang lain (dalam hal ini misalnya, perusahaan perkebunan). Hal ini memang dapat dibuktikan. Meramu hanya dilakukan ketika kondisi keuangan keluarga peramu menipis. Dengan kata lain, Meramu tidak dilakukan setiap hari.

Aspek Pelestarian
Masyarakat pada umumnya atau peramu khususnya, tidak memikirkan teknik/konsep pelestarian (hutan) galam. Mereka berpendapat bahwa di lahan hutan rawa, galam tidak perlu di tanam. Galam akan tumbuh dengan sendirinya. Bahkan selama pertumbuhan, galam tidak memerlukan pemeliharaan intensif.

Namun, disadari atau tidak, peramu telah mewujudkan pelestarian hutan galam melalui perilaku hidup sehari-hari. Pertama, mereka tidak setuju terhadap pengubahan hutan galam menjadi perkebunan hibrida. Hutan galam menunjang kelangsungan hidup peramu dan keluarganya. Apabila tidak ada hutan galam, irama kehidupan mereka terganggu.

Kedua, peramu menebang galam sesuai kebutuhan atau tidak menebang galam setiap hari. Perilaku ini memberi andil memperkecil percepatan pengurangan populasi galam dan memberi peluang pemulihan hutan galam ; apalagi, alat penebangan yang dipergunakan adalah kapak yang pengoperasiannya dilakukan dengan tenaga manusia.

Ketiga, peramu tidak menebang semua individu galam atau tidak menebang habis galam di area kerjanya. Mereka meninggalkan anakan dan sumber benih dalam setiap penebangan. Pohon galam yang ujungnya berdiameter lebih kecil dari 4 cm tidak ditebang karena memang tidak/belum dimanfaatkan. Pohon galam merupakan anakan yang akan dapat dipanen sedikitnya 3 tahun kemudian. Pohon galam berbatang bengkok jarang ditebang. Kalaupun ditebang, kayu untuk kayu bakar, namun tidak semua kayu bakar berasal dari galam. Pohon galam berdiameter lebih besar dari 30 cm juga jarang ditebang, karena peramu kesulitan mengangkutnya. Pengangkutan galam dari tapak tebang ke tatah memang dilakukan dengan cara manual, yaitu dipanggul. Pohon-pohon yang tidak ditebang tersebut merupakan sumber benih untuk peregenerasian berikutnya.

Walaupun terdapat perilaku untuk melestarikan galam, potensi pengrusakan hutan galam tetap ada. Potensi pengrusakan itu berupa peningkatan kecepatan penebangan untuk memenuhi kebutuhan akan kayu galam. Kebutuhan yang tinggi akan kayu galam merupakan konsekuensi dari peningkatan kecepatan pembangunan perumahan (terutama di Banjarmasin yang berjarak sekitar 50 km dari ketiga desa itu)
Inilah salah satu kota paling terkenal di Afrika Selatan. Kota penghasil tambang emas yang mampu menyumbangkan pendapatan negara sebanyak 12%. Tak heran apabila, Jo'burg --sebutan lain untuk Johannesburg-- menjadi penggerak roda perekonomian Afsel yang utama.




Johannesburg adalah sebuah kota yang benar-benar Afrika. Hal itu terlihat dari pluralitas dengan tidak adanya batasan antara ras satu dengan yang lainnya. Kota ini banyak dihuni baik orang-orang keturunan asli Ndebele dan Tswana maupun pemukim dari Eropa, India bahkan Cina.



Menjadi kota metropolitan yang selalu sibuk, Johannesburg tidak melupakan arti pentingnya penghijauan. Disana banyak terdapat sekitar 2.328 jalur hijau yang terwujud dalam bentuk taman yang tersebar di seluruh penjuru kota. Bukan berarti Johannesburg tidak memiliki tempat wisata yang menarik. Sejumlah tempat bersejarah seperti Museum Apartheid, Gedung Konstitusi, memori hidup kota kecil di barat daya Johannesburg yaitu Soweto. Pengunjung dapat juga pergi ke pasar tradisional tertua di kota tersebut, Mai-Mai.



Johannesburg pada awalnya dinamakan eGoli (tempat emas) oleh penduduk aslinya, Suku Tswana. Setelah seorang Australia menemukan emas pada 1886, Johannesburg mulai dibangun sebagai kota. Sama halnya dengan daerah lain, kota berpenduduk 3,2 juta jiwa itu tak luput dari politik apartheid. Soweto yang mendiami daerah barat daya menjadi alat utama dalam memerangi praktek nyata rasisme itu. Mereka menandatangani Freedom Charter yang menyangkut tentang kesetaraan dalam semua hal.

Di kota ini terdapat dua rival abadi dalam sepakbola Afrika Selatan yaitu Kaizer Chiefs dan Orlando Pirates yang sama-sama bermain di liga utama. Bak Barcelona dan Real Madrid di Spanyol, pertandingan antara Kaizer dan Orlando selalu menyedot seluruh penggemar sepakbola di Afrika Selatan.

Banyak pesepakbola ternama yang terlahir disini. Jomo Sono, Kaizer Motaung, Ace Ntsoelengoe, Doctor Khumalo, Lucas Radebe dan masih banyak lagi. Sono pernah bermain dengan legenda hidup Brasil, Pele dan Franz Beckenbauer di New York Cosmos. Sementara Ntsoelengoe mengalami sukses besar di Liga Sepakbola Amerika Utara.



Data dan Fakta

Nama: Johannesburg. Bisa disebut juga Jozi, Joburg atau EGoli

Provinsi: Gauteng

Populasi: 3,2 juta jiwa

Ketinggian: 1.753 m di atas permukaan laut

Geografis: Terletak di dataran tinggi sebelah timur Afrika Selatan

Iklim: Kering. Suhu musim dingin antara 24-16 C sedangkan pada musim panas suhu melebihi 30 C

Sektor Ekonomi: Retail, Keuangan

Klub Sepakbola: Bidvest Wits, Kaizer Chiefs, Moroka Swallows Orlando Pirates (Liga Utama), FC AK, Jomo Cosmos (Divisi 1) (din/a2s)
Kaktus merupakan tanaman favorit bagi orang-orang yang sibuk. Bagaimana tidak? Kaktus tidak perlu sering-sering disiram, menanamnya tidak repot, dan sangat mudah tumbuh bahkan saat kemarau yang sangat kering sekalipun. Kaktus dipandang sebagai tanaman hias karena ternyata variasi tanaman ini cukup banyak loh! Mulai dari variasi bentuk, warna, bunga, bahkan durinya pun punya nilai estetika tersendiri.




Kaktus merupakan tumbuhan asli Amerika. Kaktus itu ada bermacam-macam. Ada yang bentuknya seperti batu-batu kecil yang ukurannya tidak lebih dari 5 cm, misalnya Lithop, Titanopsis, Lapidaria, Penestraria, dan Gibbaeum. Ada pula kaktus-kaktus raksasa yang sering kita lihat di film-film koboi, seperti Cereus peruvianus.



Kaktus termasuk kelompok tanaman succulent yaitu tanaman yang banyak mengandung air di tubuhnya, sama seperti lidah buaya dan cocor bebek. Selama musim penghujan, batang kaktus akan membengkak karena terisi air, sementara saat kemarau batangnya perlahan-lahan menyusut. Bunga kaktus sangat menyolok dan cukup berbeda daripada bunga tanaman lain.



Jagoan bunga kaktus bisa Anda lihat pada Epiphyllum atau dikenal juga dengan nama kaktus anggrek. Bunga Epiphyllum sangat harum dan diameternya bisa mencapai 20 cm. Struktur khas dari tanaman kaktus adalah durinya. Duri kaktus bisa sangat pendek dan kecil sampai-sampai sulit teramati seperti pada Schlumbergera, atau sangat besar dan tajam seperti pada Echinocactus. Getah kaktus bening dan encer.



Orang Indian kuno sangat sering memanfaatkan getah kaktus sebagai obat tradisional. Penanaman kaktus sebagai tanaman hias dimulai oleh suku Aztec beratus-ratus tahun yang lalu. Lama juga ya. Di Indonesia pun kaktus tidak kalah saing dengan tanaman hias berbunga lainnya dan telah punya penggemar yang setia.

Sumber: Taman.org
Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biiji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.


Kemasyhuran kopi ini diyakini karena mitos pada masa lalu, ketika perkebunan kopi dibuka besar-besaran pada masa pemerintahan Hindia Belanda sampai dekade 1950-an, di mana saat itu masih banyak terdapat binatang luwak sejenis musang.



Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam perut luwak. Dan konon, rasa kopi luwak ini memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan para penggemar dan penikmat kopi.



Kopi Luwak yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kepada PM Australia, Kevin Rudd, pada kunjungannya ke Australia di awal Maret 2010 menjadi perhatian pers Australia karena menurut Jawatan Karantina Australia tidak melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Pers menjulukinya dung diplomacy

Sumber:Wikipedia Indonesia
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sekelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, membuktikan bahwa getah pisang bisa mempercepat proses penyembuhan luka. Dengan konsentrasi getah batang pisang 80 persen, luka lebih cepat tertutup 30-60 persen.








Penelitian ini memenangi medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa 2010 Kementerian Pendidikan Nasional pada Juli lalu, kategori Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian. Salah satu mahasiswa peneliti, Rahma Ningsih (21), mengatakan, penelitian ini awalnya terinspirasi kebiasaan masyarakat di pedesaan Kandangan, Sayegan, Kabupaten Sleman yang merawat luka dengan mengoleskan getah batang pisang. "Dari sini kami tertarik meneliti, apa benar getah pisang mempercepat kesembuhan luka. Kalau benar, bagaimana efeknya," katanya di Yogyakarta, Kamis (12/8/2010). Menyesuaikan dengan jurusan, penelitian difokuskan pada penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Penyembuhan luka pascapencabutan gigi perlu dipercepat karena berpotensi infeksi jika terlalu lama.







Dalam penelitian ini, getah pisang raja (Musa sapientum) diolah menjadi salep dengan konsentrasi 80 persen dan diujicobakan pada marmut. Dengan salep, luka pencabutan gigi terbukti lebih cepat sembuh, dari 15 hari menjadi 5 sampai 10 hari. Khasiat diperkirakan akan sama pada luka di bagian tubuh lainnya karena proses penyembuhan luka pada dasarnya sama. Semua pisang Anggota lain, Yosaphat Bayu Rosanto (21), mengatakan, pisang yang digunakan bisa dari jenis apa pun karena kandungannya relatif sama. Getah pisang diketahui mengandung tiga unsur yang berguna mempercepat penyembuhan luka, yaitu saponin, flavonoid, dan asam askorbat. Saponin berfungsi meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru pada luka sehingga suplai oksigen dan nutrisi lebih banyak. Asam askorbat memperkuat dan mempercepat pertumbuhan jaringan ikat (kolagen) baru. Adapun flavonoid memperpendek waktu peradangan (inflamasi) yang dapat menghambat penyembuhan.







Menurut Yosaphat, selain membuktikan khasiat getah pisang dari sisi sains, penelitian ini juga menemukan dosis dan efeknya. Diharapkan, penelitian ini dapat dikembangkan menjadi produksi obat jumlah besar. Apabila digunakan dalam bentuk segar, ujar Yosaphat, penyembuhan lebih lama karena konsentrasi air amat tinggi. "Lebih manjur bila sudah diolah," ujarnya. Sebelumnya, Fakultas Kedokteran Gigi UGM telah meneliti khasiat daun adas dan pegagan untuk mempercepat penyembuhan luka gusi. Dia menyebutkan, ada banyak bahan alam bisa dimanfaatkan sebagai obat. Namun, pemanfaatannya masih amat sederhana. (IRE)

Madagaskar

Republik Madagaskar adalah sebuah negara pulau di Samudra Hindia, lepas pesisir timur Afrika. Pulau Madagaskar adalah pulau terbesar keempat di dunia. Selain pulau utama, beberapa pulau kecil di sekitarnya juga menjadi klaim republik ini, yaitu Pulau Juan de Nova, Pulau Europa, Kepulauan Glorioso, Pulau Tromelin Island, dan Bassas da India. Walaupun secara geografis berdekatan dengan Afrika, sejarah geologi, biologi, dan demografi Madagaskar berbeda dengan wilayah daratan utama benua itu.



Republik ini dulu dinamakan Malagasi, sewaktu merdeka dari Prancis pada tahun 1960. Akibat hubungan yang memburuk dengan bekas penjajahnya, namanya kemudian diganti menjadi Madagaskar. Nama Malagasi masih dipakai untuk menyebut bahasa dan bangsanya.

Secara geologi, Madagaskar berada pada lempeng yang terpisah dari benua utama Afrika. Pertama kali terpisah dari anak benua India, pulau ini bergerak makin mendekati benua itu. Pulau ini adalah daratan tua, sama seperti Australia, sehingga tanahnya kahat bahan mineral akibat tidak adanya aktivitas vulkanik. Kebanyakan tanahnya berwarna merah, menunjukkan keadaan tanah yang telah melapuk.

Akibat isolasi ratusan juta tahun tersebut, flora dan fauna Madagaskar sangat khas dan banyak spesies endemik ditemukan di sana. Keadaan ini mirip dengan yang terjadi pada Pulau Sulawesi.



Manusia pertama yang menghuni Madagaskar berasal dari Nusantara, dan diperkirakan akibat hubungan dagang masyarakat Nusantara ke pantai timur Afrika pada awal-awal abad Masehi. Berdasarkan bukti leksikostatistika dan linguistika, bahasa Malagasi masih termasuk paling dekat dengan bahasa Maanyan, dan tergolong rumpun bahasa Austronesia. Seiring dengan peningkatan perdagangan, masyarakat dari pantai timur Afrika bermigrasi ke pulau ini. Penduduk Madagaskar sekarang adalah campuran dari kedua ras tersebut dengan berbagai derajat. Walaupun berbeda asal-usul, semua warga berbicara dengan bahasa yang sama, walaupun berbeda dialek.

(NGI, 2010)

Rahasia Keluarga Raja Tut

Bagiku, kisah Tutankhamun ibarat sebuah drama yang bagian akhirnya masih sedang digubah. Adegan pertama drama itu dimulai sekitar tahun 1390 SM, beberapa dasawarsa sebelum kelahiran Tutankhamun, ketika firaun agung Amenhotep III naik takhta di Mesir. Memerintah kerajaan yang membentang 1.900 kilometer dari Sungai Eufrat di utara sampai Katarak Keempat (rangkaian air terjun besar) Sungai Nil di selatan, raja dinasti ke-18 ini tak terperikan kekayaannya. Bersama ratunya yang digdaya, Ratu Tiye, Amenhotep III memerintah selama 37 tahun, menyembah para dewa yang disembah nenek moyangnya, terutama Dewa Amun, sementara rakyatnya hidup makmur dan kekayaan yang luar biasa mengalir deras ke kas kerajaan, berasal dari wilayah asing yang berada di bawah kekuasaan Mesir.

Babak I berkisah tentang tradisi dan kemapanan, sementara Babak II tentang pemberontakan. Ketika Amenhotep III wafat, dia digantikan oleh putranya yang kedua, Amenhotep IV—seorang visioner aneh yang memalingkan muka dari Amun dan para dewa lain dari panteon negara, dan justru memuja dewa tunggal yang dikenal sebagai Aten, sang cakram matahari. Pada tahun ke lima pemerintahannya, dia mengubah namanya menjadi Akhenaten—"ia yang bermanfaat bagi Aten." Dia meningkatkan dirinya meraih status sebagai dewa hidup dan meninggalkan ibukota agama tradisional di Thebes, membangun sebuah kota seremonial besar yang berjarak 290 kilometer ke arah utara, di sebuah tempat yang sekarang bernama Amarna. Di sini dia tinggal bersama istrinya yang hebat, Nefertiti yang jelita, dan bersama-sama mereka berperan sebagai imam agung yang mewakili Aten, dibantu menjalankan tugas oleh keenam putri mereka yang tercinta. Semua kekuasaan dan kekayaan dilucuti dari keimaman Amun, dan Aten pun berkuasa penuh. Kesenian pada periode ini juga dirasuki oleh naturalisme baru yang revolusioner; firaun tidak digambarkan dengan wajah gagah dan muda, serta tubuh kekar seperti firaun terdahulu, tetapi sebagai sosok banci yang aneh, berperut gendut dan berbibir tebal, serta berwajah memanjang.

Akhir pemerintahan Akhenaten tidak terungkap dengan jelas—sebuah adegan berlangsung di balik tirai tertutup. Satu atau mungkin dua orang raja memerintah dalam waktu singkat, baik bersama-sama Akhenaten, setelah kematiannya, atau sebelum dan sesudah kematian Akhenaten. Seperti ahli sejarah Mesir kuno lainnya, aku yakin bahwa "raja" yang pertama adalah Nefertiti. Raja yang kedua adalah sosok misterius bernama Smenkhkare, yang boleh dikatakan sama sekali tidak kita kenal. Yang secara pasti kita ketahui adalah bahwa ketika tirai itu terbuka pada Babak III, takhta sudah diduduki oleh seorang anak lelaki: Tutankhaten ("penjelmaan Dewa Aten") yang berusia sembilan tahun. Dalam dua tahun pertama masa pemerintahannya sebagai firaun, dia dan istrinya, Ankhesenpaaten (putri Akhenaten dan Nefertiti), meninggalkan Amarna dan kembali ke Thebes, membuka kembali semua kuil dan memulihkan kekayaan dan kemuliaan kuil-kuil itu. Mereka mengubah nama menjadi Tutankhamun dan Ankhesenamun, mengumumkan penolakan mereka terhadap ajaran sesat Akhenaten dan pengabdian baru mereka untuk memuja Amun.

Kemudian, tirai tertutup lagi. Sepuluh tahun setelah naik takhta, Tutankhamun wafat, tanpa meninggalkan ahli waris untuk menggantikannya. Dengan tergesa-gesa, dia dimakamkan di sebuah makam kecil, yang semula dirancang untuk orang awam, bukan untuk seorang raja. Sebagai reaksi terhadap pandangan Akhenaten yang dianggap murtad, para penerusnya berhasil menghapus hampir semua jejak raja-raja Amarna, termasuk Tutankhamun, dari sejarah. Bagiku, kisah Tutankhamun ibarat sebuah drama yang bagian akhirnya masih sedang digubah. Adegan pertama drama itu dimulai sekitar tahun 1390 SM, beberapa dasawarsa sebelum kelahiran Tutankhamun, ketika firaun agung Amenhotep III naik takhta di Mesir. Memerintah kerajaan yang membentang 1.900 kilometer dari Sungai Eufrat di utara sampai Katarak Keempat (rangkaian air terjun besar) Sungai Nil di selatan, raja dinasti ke-18 ini tak terperikan kekayaannya. Bersama ratunya yang digdaya, Ratu Tiye, Amenhotep III memerintah selama 37 tahun, menyembah para dewa yang disembah nenek moyangnya, terutama Dewa Amun, sementara rakyatnya hidup makmur dan kekayaan yang luar biasa mengalir deras ke kas kerajaan, berasal dari wilayah asing yang berada di bawah kekuasaan Mesir.Babak I berkisah tentang tradisi dan kemapanan, sementara Babak II tentang pemberontakan. Ketika Amenhotep III wafat, dia digantikan oleh putranya yang kedua, Amenhotep IV—seorang visioner aneh yang memalingkan muka dari Amun dan para dewa lain dari panteon negara, dan justru memuja dewa tunggal yang dikenal sebagai Aten, sang cakram matahari. Pada tahun ke lima pemerintahannya, dia mengubah namanya menjadi Akhenaten—"ia yang bermanfaat bagi Aten." Dia meningkatkan dirinya meraih status sebagai dewa hidup dan meninggalkan ibukota agama tradisional di Thebes, membangun sebuah kota seremonial besar yang berjarak 290 kilometer ke arah utara, di sebuah tempat yang sekarang bernama Amarna. Di sini dia tinggal bersama istrinya yang hebat, Nefertiti yang jelita, dan bersama-sama mereka berperan sebagai imam agung yang mewakili Aten, dibantu menjalankan tugas oleh keenam putri mereka yang tercinta. Semua kekuasaan dan kekayaan dilucuti dari keimaman Amun, dan Aten pun berkuasa penuh. Kesenian pada periode ini juga dirasuki oleh naturalisme baru yang revolusioner; firaun tidak digambarkan dengan wajah gagah dan muda, serta tubuh kekar seperti firaun terdahulu, tetapi sebagai sosok banci yang aneh, berperut gendut dan berbibir tebal, serta berwajah memanjang.Akhir pemerintahan Akhenaten tidak terungkap dengan jelas—sebuah adegan berlangsung di balik tirai tertutup. Satu atau mungkin dua orang raja memerintah dalam waktu singkat, baik bersama-sama Akhenaten, setelah kematiannya, atau sebelum dan sesudah kematian Akhenaten. Seperti ahli sejarah Mesir kuno lainnya, aku yakin bahwa "raja" yang pertama adalah Nefertiti. Raja yang kedua adalah sosok misterius bernama Smenkhkare, yang boleh dikatakan sama sekali tidak kita kenal. Yang secara pasti kita ketahui adalah bahwa ketika tirai itu terbuka pada Babak III, takhta sudah diduduki oleh seorang anak lelaki: Tutankhaten ("penjelmaan Dewa Aten") yang berusia sembilan tahun. Dalam dua tahun pertama masa pemerintahannya sebagai firaun, dia dan istrinya, Ankhesenpaaten (putri Akhenaten dan Nefertiti), meninggalkan Amarna dan kembali ke Thebes, membuka kembali semua kuil dan memulihkan kekayaan dan kemuliaan kuil-kuil itu. Mereka mengubah nama menjadi Tutankhamun dan Ankhesenamun, mengumumkan penolakan mereka terhadap ajaran sesat Akhenaten dan pengabdian baru mereka untuk memuja Amun.Kemudian, tirai tertutup lagi. Sepuluh tahun setelah naik takhta, Tutankhamun wafat, tanpa meninggalkan ahli waris untuk menggantikannya. Dengan tergesa-gesa, dia dimakamkan di sebuah makam kecil, yang semula dirancang untuk orang awam, bukan untuk seorang raja. Sebagai reaksi terhadap pandangan Akhenaten yang dianggap murtad, para penerusnya berhasil menghapus hampir semua jejak raja-raja Amarna, termasuk Tutankhamun, dari sejarah.

Cincin Api Pasifik

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.


Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge. (Wikipedia Indonesia, 2010).